Thursday, October 20, 2016
Persiapan dibanding perjuangan
Bersabarlah dalam mempersiapkan diri. Karena Nabi shalallahu 'alaihi wassallam lebih banyak menghabiskan usianya untuk persiapan (40 tahun) di bandingkan perjuangan (23 tahun) [UB]
http://cahayasiroh.com/cahaya-siroh/fiqih-siroh/319-ramadhan-dalam-siroh-rasulullah-4
Wednesday, October 19, 2016
Bergerak, bekerja, dan berkarya
Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Tuntas di satu ladang amal, maka ia segera bergegas ke ladang lainnya.
Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Ia tidak mengenal "terlalu muda" atau "terlalu tua".
Karena ratusan inspirasi bertebaran di semua jenjang usia.
Usia SMP-SMA, kisah2 pemuda fenomenal bisa membuka mata.
17 tahun, Usamah bin Zaid dipercaya Rasulullah memimpin pasukan ke Syam.
Imam Syafi'i, belum 10 tahun hafal Quran, 15 tahun mulai berfatwa.
Usia 20-30, jangan lupakan Umar bin Abdul Aziz dan Muhammad Al-Fatih.
25 tahun, Umar bin Abdul Aziz sudah menjadi gubernur Madinah/Hijaz.
21 tahun, Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, tercatat tinta emas sejarah.
Usia 30-40, usia pertengahan yang produktif.
Tak terhitung tokoh2 teladan segala bidang yang berkarya di usia ini.
Usia 40-50, Rasulullah SAW bisa jadi contoh terbaik.
"Karir" kenabian beliau justru dimulai dari usia 40.
Usia 50-60, Rasulullah SAW masih jadi teladan ideal.
Perang2 penting fase Madinah semuanya saat usia di atas 50.
Badar di usia 54, Uhud di usia 55, Khandaq di usia 57.
Bahkan di usia 60, ratusan km masih ditempuh untuk mencapai Tabuk.
Usia 60-70, Utsman bin Affan lah contoh terdepan.
Saat menginjak 65, beliau tak menolak amanah khalifah.
Berbagai capaian pun terukir di zamannya.
Usia 70-dst, beberapa ulama kontemporer perlu diteladani.
Yusuf Qaradhawi masih aktif hingga kini di menjelang 90.
Abdullah bin Bayyah masih menelurkan buku di usia 70 lebih.
Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Baginya, tak ada kata pensiun, karena pensiun adalah di surga.
Faidzaa faroghta fanshob.
Wa ilaa robbika farghob
Tuesday, October 18, 2016
Rinduku padaMu..
Yg lbh dulu berislam, belum tentu lbh paham islam..
Yg lbh dulu berhijab, belum tentu lbh dkat dgnNya..
Yg lbh dulu mngaji, belum tentu lbh istiqomah..
Rabbana...
Rinduku padaMu...
Rindu tiada terperi...
Monday, October 17, 2016
Jika engkau tak sedih saat tak taat ..
Sunday, October 16, 2016
BUNGKUS dan ISI
mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.
Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.
Saturday, October 15, 2016
sedekah Ulyah.. sedekah kita bagaimana?
'Amilatun nashibah
artinya :amal-amal yang hanya melelahkan.
(Ayat ke-3 surah Al Ghosyiyah).
Rangkaian ayat di awal surah ini bercerita ttg neraka dan para penghuninya.
Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yg banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun yg tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw AstaghfiruLlahal‘adzhim…
‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.
Suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, “Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”
APA ITU " BAROKAH" ?
Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.
Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
kurang dari 5 dirham
Namun anehnya, Imam Syafi'i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi'i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.
Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi'i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi'i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi'i dengan perasaan sangat heran.
ELEGI JIWA
Friday, September 2, 2016
Makna dan Sejarah Wukuf di Arafah (1)
Arafah adalah padang pasir yang menyimpan sejarah manusia. Dahulu nabi Ibrahim mengharapkan kelahiran anak. Sebab, bapak para nabi itu belum mendapatkan anak meski sudah puluhan tahun menikah. Bahkan dia mengatakan, seandainya dikaruniai anak, Ibrahim siap menjadikam anak itu sebagai kurban untuk Allah.
Allah memperhatikan perkataan itu. Pernikahan Ibrahim dengan Sarah menghasilkn seorang anak, Ismail. Ibrahim kemudiam bermimpi menyembelih anaknya. Dia bangun kemudian merenungkan mimoi itu pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Dia bertanya-tanya, apakah mimoi tersebut benar dari Allah atau bukan. Sehari kemudian dia m3ngetahui ('arafa) benar mimoi itu datang dari Allah. Ketika itu Ibrahim berada di padang Arafah. Dengan berat hati, Ibrahim hendak m3nyembelih Ismail pada tanggal 10 Dzhulhijjah. Namun, hal itu tak terjadi karena Allah memerintahkan untuk menyembelih hewan kurban.
Jauh sebelum kehidupan nabi Ibrahimm padang arafah menjadi petunjuk bagi nabi Adam dan Hawa. Setelah meninggalkan surga, keduanya hidup berpencar. Malaikat mengarahkan mereka untuk menuju arafah. Disana, keduanya harus bertaubat, memohon ampunan Allah atas dosa-dosa yang diperbuat.
Adam dan Hawa telah memakan buah khuldi yang dilarang, sehingga mereka meninggalkan surga. Kemudian hidup di bumi.
Prof. M Mutawalli asy-Sya'rawi dalam Al-Hajjul Mabrur mengatakan, setelah Adam dan Hawa kembali bersama di Arafah, keduanya tak lagi berpisah hingga akhir hayat.
Keduanya sama-sama memohon ampunan Allah. Dalam Al Quran disebutkan, "keduanya berkata, ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-ornag yang merugi". [QS. Al 'Araf : 23]
Kemudian dikatakan, Adam dan Hawa telah mengetahui ('arafa) dosanya. Mereka juga mengetahui caranya bertaubat.
Kisah Ibrahim dan Adam sama-sama menyiratkan makna, Arafah adalah tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Manusia tak memikirkan dirinya sendiri, atau orang lain. Mereka juga harus menerungkan dosa-dosa yang pernah diperbuat. Mereka kemudian memohon ampunan Allah, seperti yang dilakukan Adam, Hawa dan Ibrahim, di Arafah.
Kini arafah menjadi tempat umat islam berdiam diri atau berwukuf. Disana, jamaah haji berzikir dan bertaubat kepada Allah.
Pakar ilmu Al Quran, Prof Quraish Shihab dalam Haji dan Umrah menuliskan, wukuf adalah keberadaan di Arafah. Waktunya mulai matahari tergelincir atau waktu Zhuhur, sampai terbenam.
Erdy Nasrul, republika jumat 2 sept 2016
Tuesday, February 16, 2016
Batas Diri
Seperti guru...
Yg mengerti batas kemampuan muridnya..
Lalu teruuuus saja memberikan soal..
Bahkan sampai menambah tingkat kesulitan soal...
Seperti itu pula...
Dia yakin pada dirimu.
Dia yg memilikimu...
Bahkan seisi dunia serta akhirat ini.
Dia yg paham sampai mana batas kemampuanmu.
Maka "soal-soal" itu...
Jangan dikeluhkan.
"Telan" saja.
Tugasmu hanya 1.
Mujahadah. Sungguh-sungguh.
Lalu tawakkal.
Agar nanti...
Ketika Dia menagih raportmu...
Kamu bisa bilang...
"Saya sudah maksimal duhai Rabbku"
---
Duhai Rabbi...
Mudahkan aku mencintaiMu ♡♡
Friday, January 29, 2016
Orang Tua Durhaka
[Notulensi Kajian Ahad Pagi Pekan ke-4, Kajian Ketahanan Keluarga]
Assalaamu'alaykum Wr Wb
✨ Jangan Jadi Orang Tua Durhaka ✨
Bersama :
👳🏼 Ustadz Bendri Jaisyurrahman
(Pegiat Komunitas @SahabatAyah)
📅 Ahad, 24 Januari 2016
⏰ 07.00-09.00 WIB
🏡 Aula Utama Masjid UI Depok
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
💎Q. S. Al-Alqaf : 15-18💎
💎Ayat 15
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
💎Ayat 16
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
َ
💎Ayat 17
Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka".
💎Ayat 18
Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.
📜📌Selama ini pernyataan yang sering kita dengar adalah "anak durhaka", namun kenapa tema kali ini yang kita bahas adalah jangan menjadi "Orang tua durhaka". Kenapa lantas muncul istilah "orang tua durhaka"?
Istilah ini muncul diawali oleh kisah pada zaman sahabat Nabi, yaitu Umar bin Khattab, atas suatu peristiwa pengaduan seorang ayah tentang kenakalan anaknya.
📜"Seorang laki-laki datang menghadap Umar bin Khaththab. Ia bermaksud mengadukan anaknya yang telah berbuat durhaka kepadanya dan melupakan hak-hak orangtua. Kemudian Umar mendatangkan anak tersebut dan memberitahukan pengaduan bapaknya. Anak itu bertanya kepada Umar bin Khaththab, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak pun mempunyai hak-hak dari bapaknya?” . “Ya, tentu,” jawab Umar dengan tegas. Anak itu bertanya lagi, “Apakah hak-hak anak itu, wahai Amirul Mukminin?”.
🔹“Memilihkan ibu yang baik untukmu,
🔹 Memberikan nama yang baik,
🔹 Mengajarkan Al-Quran kepadamu,” jawab Umar menunjukkan.
Anak itu pun berkata dengan mantap, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua hak itu. Ibuku adalah budak (wanita berketurunan hitam) dari keturunan yang beragama Majusi. Mereka menamakan aku Ju’al (orang yang berbadan pendek & hitam), dan ayahku belum pernah mengajarkan satu huruf pun dari Al-Quran. “Umar menoleh kepada laki-laki itu, dan berkata dengan tegas, “Engkau telah datang kepadaku mengadukan kedurhakaan anakmu. Padahal, engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Engkau pun tidak berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu. Engkau sudah mendzalimi & merugikan anakmu lebih dahulu, sebelum anakmu mendzalimi & merugikanmu.
[Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam]
📜📌Namun demikian sebagai seorang anak tidak boleh semena-mena. Seorang anak wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Meskipun jika orang tua berlaku jahat kepada anaknya. Bagi anak yang sholih, prinsip berbaktinya bukan karena balas jasa, tetapi kewajiban sebagai wujud pembuktian keimanannya. Hal ini seperti yang dinasehatkan oleh Luqman kepada anaknya :
💎Q. S. Luqman : 14 💎💎
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
🌻Ketika orang tua baik, maka kita akan jauh lebih baik kepada mereka. Namun ketika orang tua jahat, kita akan tetap baik kepada mereka.
📜📌Apa yang Dimaksud Orang Tua Durhaka?❓
🔹Bukan orang tua yang
dikutuk oleh anak, namun orang tua yang mengabaikan hak anak
🔹Tugas pengasuhan : Memberikan hak anak
🔹Cukuplah seseorang dikatakan berdosa karena ia telah menyia-nyiakan orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
[HR. An-Nasai & Al-Hakim Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa hadist ini hasan]
🌻Pepatah Arab mengatakan
Tazro'u Tahsudu
Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai
🔹Pengasuhan ibarat utang piutang, jika kita tidak memberikan hak anak di masa kecil, maka anak akan menagihnya di usia dewasa dengan perilaku yang menyebalkan.
Ketika kecil anak ingin bercerita, orang tua bilang,"nanti ya Nak, nanti ya Nak." Maka ketika usia sudah dewasa ketika kita membutuhkannya, anak tidak akan menghiraukannya😭
Ketika anak menyebalkan, maka perlu dilihat kembali perilaku orang tua ketika anak masih kecil. Karena hal ini merupakan akibat di masa kecil hak anak tidak diberikan.
📜📌Makna Dibalik Doa
Robbighfirli wali walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira
Artinya : "Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil"
Doa ini memberikan sebuah pelajaran yang sangat penting, bahwa seberapa ingin orang tua didoakan oleh anak, maka penuhi terlebih dahulu haknya di masa kecil.
Orang tua jangan mau instan saja, tidak mau mengasuh, mendidik, dan membesarkan tetapi mau didoakan. Mau dimintakan ampun.
Anak itu titipan Allah SWT kepada orang tua, jangan lagi dititipkan kepada orang lain.
📜📌Pada zaman Ulama dulu, ketika ingin menitipkan anak. Mereka mencarikan tempat yang tidak hanya sekedar anak ada yang menjaga namun yang bisa mengajarkan anak.
📜Hal ini seperti yang diceritakan dalam Shirah Umar bin Abdul Aziz. Ayahnya yang bernama Abdul Aziz bin Marwan, tinggal di Madinah. Namun suatu ketika mendapat tugas di Mesir, beliau pergi bersama istrinya, maka ketika akan meninggalkan Umar, beliau terfikirkan untuk mencarikan guru terbaik untuk menitipkan Umar. Setelah melalui proses pencarian ditemukanlah guru terbaik, Syaikh Sholeh bin Khaisan. Beliau pun menitipkan Umar kepada Syaikh Sholeh. Sebelum pergi beliau berpesan kepada Syaikh Sholeh 3 hal, yaitu agar Umar diajarkan :
🔹Bahasa Arab yang baik
Karena dengan bisa berbahasa Arab yang baik maka diharapkan kelak bisa menyampaikan dakwah dengan bahasa yang baik & benar.
💎Q. S. Al-Ahzab : 70💎
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
🔹 Shalat tepat waktu
🔹 Melaporkan keadaan Umar dalam sehari-hari kepadanya. Akhirnya setiap pekan beliau menerima surat dari Syaikh.
📌Inilah hikmah yang bisa diambil, walaupun ingin menitipkan anak kepada orang lain, mencarikan yang terbaik, memikirkan akan keberlangsungan masa depannya seperti apa. Tidak hanya sekedar menitipkan, yang penting anak ada yang menjaga. Dengan seperti itu, maka walaupun dalam jarak jauh sang ayah masih tetap memantau perkembangan anak.
Sehingga sang ayah :
1. Tahu keadaanya setiap hari
2. Kaget, ketika suatu hari mendapat laporan anaknya datang shalat terlambat.
3. Langsung tabayun ke Madinah, kenapa anaknya bisa terlambat shalat. Syaikh pun menceritakan bahwa Umar sedang dalam masa puber, waktu itu rambutnya panjang. Sehingga ketika hendak shalat, beliau menyisir rambutnya terlebih dulu sampai akhirnya ia terlambat shalat (masbuq).
4. Lalu akhirnya, sang ayah menulis surat kepada Syaikh. Beliau mengutus Syaikh untuk memangkas habis rambut Umar.
📌Inilah pentingnya, walaupun dalam jarak jauh, hukuman sang ayah tetap berlaku kepada anaknya. Sehingga sang anak pun merasa bahwa ayahnya tetap memantaunya. Hal ini pun dilakukan oleh sang ayah setelah tabayun terlebih dahulu kepada Syaikh, sehingga bukan asal hukum saja.
📜📌Hak Dasar Anak Menurut Umar bin Khaththab
1⃣Dipilihkannya ibu/ayah yang baik
Seorang ketika mencari pendamping hidup yang dijadikan patokan bukanlah mencari istri melainkan mencari ayah/ibu untuk anaknya.
🌻"Wanita itu dinikahi karena 4 perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama, agar kamu tidak menyesal.
[HR. Bukhari & Muslim]
Siapa yang memilih bukan berdasarkan agama, maka kelak akan menyesal.
📜Kisah Farukh : Setiap meninggalkan istrinya meninggalkan 30ribu dinar setara dengan 60milyar.
Apakah uang itu digunakan untuk fashion, belanja, atau untuk membeli hal-hal yang tidak berguna?
--> Ternyata
Istrinya menjaga betul amanah sang suami, selama 27 tahun ketika Farukh kembali, beliau melihat kondisi rumahnya masih sama saja, tidak ada yang berubah. Kemudian dia melihat lelaki muda, tampan, ada di rumahnya. Dia heran siapa lelaki itu, dia pun akhirnya berkelahi dengan pemuda itu, karena dia menyangka istrinya selingkuh. Kemudian datanglah istrinya, dia pun bertanya siapa pemuda itu?
Istrinya menjawab, bahwa pemuda itu adalah anaknya, karena dulu istrinya ditinggalkan dalam kondisi hamil.
Dia pun akhirnya bertanya perihal uang yang dulu ditinggalkan untuk apa?
Istrinya pun menjawab, besok pagi akan dijelaskan.
Keesokan harinya Farukh pergi ke masjid, disana dilihatlah ada pengajian yang sangat ramai, kemudian dia bertanya siapa ulama yang mengajarkan tersebut. Ternyata ulama tersebut adalah anak Farukh. Dia akhirnya pulang dan bersyukur kepada istrinya, karena ternyata uang yang dulu dititipkan dipergunakan untuk mendidik anaknya sehingga bisa hebat seperti yang dia lihat.
🌻Pilihlah tempat engkau menanamkan air mani (benih)mu (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Kalau ini kita tidak penuhi dari awal, maka kita telah menzhalimi hak anak.
📜Kisah menarik dari Abu Aswad
Ketika anaknya bandel dan sudah memasuki usia remaja. Maka Abu Aswad memanggilnya dan berkata,"Tolong penuhi hak ayah"!
Karena selama ini ayah sudah memberikan semua hak kamu, jadi sekarang tolong penuhi hak ayah. Anaknya pun jawab, bahwa ayahnya belum memenuhi semua haknya. Hak anak tidak hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Abu Aswad pun menjelaskan, "ayah menikah pada usia 42 tahun, bukan karena ayah tidak laku, namun karena ayah bertahun-tahun mencari ibu yang pantas untukmu.
Anaknya pun meneteskan air matanya, dia tidak menyangka sampai sebegitu perhatiannya ayahnya. Dia tidak menyangka kalau ayahnya benar-benar memikirkan akan masa depannya.
🌻Mencari ibu/ayah bukan sekedar suami /istri
🔹Jika sudah terlanjur salah memilih, maka perbaikilah hubungan dengan pasangan
Inilah kaidah dalam memilih pasangan.
🔹Sebelum menikah, kaidahnya karena ingin mencarikan ayah/ibu bagi anaknya.
🔹Setelah terlanjur menikah, meskipun (meskipun dia pemalas, dia adalah istri/suamiku)
Jika sudah terlanjur menikah, dan banyak pemakluman, maka fokusnya adalah melakukan perbaikan pasangan. Agar tidak berdampak buruk kepada anaknya.
Maka ada baiknya, sebelum ke jenjang dalam mengurus anak, kita terlebih dahulu :
🔹Membereskan masalah personal,
🔹Membereskan masalah dengan pasangan
Jangan sampai ada konflik dengan pasangan terlihat oleh anak. Hal ini akan mengganggu psikologis anak.
Baru setelah itu, berlanjut dalam memikirkan mengurus masalah anak.
Jangan sampai kita saling menceritakan kejelekan pasangan di depan anak.
Penting untuk saling memperbaiki.
Jika pada akhirnya harus bercerai dalam rumah tangga, itu pilihan yang paling terakhir. Karena pada dasarnya hukum cerai itu terlarang.
2⃣ Memilihkan nama yang baik
🔹Nama adalah doa
🔹Pilihkan nama yang bermakna baik meski tidak berbahasa arab
🔹Pahami juga konteks adat lokal
Dari Abu Dardaa, ia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW :"Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian.
[HR. Abu Dawud)
- Jangan sampai memberi nama yang artinya buruk.
- Jangan hanya berfikir bahasa Arabnya, namun fikirkan juga yang memiliki arti bagus.
- Jangan hanya nama yang sedang ngetren.
Nama dalam bahasa Indonesia, tidak apa-apa, asal artinya bagus.
3⃣ Mengajarkan Al-Quran
(hukum dan adab di dalamnya)
🔹Orang tua pendidik yang utama
🔹Jika tidak mampu, bisa diserahkan kepada yang ahli namun tetap dalam kendali orang tua.
🔹Al-Manawi berkata ,"Sebagaimana kedua orang tua anda memiliki hak yang menjadi kewajiban anda, maka demikian pula anak-anak anda, mereka memiliki hak yg menjadi kewajiban anda. Hak mereka banyak, diantaranya mengajarkan mereka kewajiban-kewajiban pribadi (Sholat, Al-Quran), mengajarkan adab-adab syar'i (makan pakai tangan kanan, masuk kamar mandi diawali dengan kaki kiri), adil diantara mereka dalam hal pemberian, apakah dalam berbentuk hadiah, wakaf, atau sumbangan lainnya.
[Faidhul Qadhir,2/574]
🔹Mengajarkan adab sebelum ilmu
🔹Tidak yang lebih utama yang diberikan orang tua kepada anaknya melebihi adab yang baik).
[HR. Tiemidzi dlm kita Birr wash Shilah, no. 1875]
[Tanya-Jawab]
1⃣Pernah membaca HR. Muslim, nama yang baik adalah Abdullah, Abdurrahman, ini kan nama untuk laki-laki, bagaimana dengan nama baik untuk perempuan?
Adab memberi nama memakai Asmaul Husna, berdiri sendiri atau bersambung dengan nama yang lain
Tulisan nama dalam dialek yang berbeda?
➡Jawab :
Tidak ada hadist secara tegas dalam pemberian nama kepada perempuan. Namun penyematan nama ini sesuai dengan tokoh. Diharapkan sang anak bisa belajar kepada tokoh tersebut tentang sifat, karakter, dan perilakunya, selain itu juga belajar maknanya yang bagus.
Kalau nama wanita tidak ada yang dikhususkan. Bisa diberikan nama wanita yang dijamin masuk surga,
- Maryam binti Imran
- Asiya
- Fatimah
- Khadijah
Atau nama-nama yang lainnya.
Penyandingan nama Allah, harus disandingkan dengan yang lain
Misal : Abdul Aziz
dan tidak boleh diikutkan "Alif Lam" -nya, misal :
Ar-Rahman, hukumnya haram
Rahman, hukumnya boleh
Penamaan dengan dialek daerah dipersilahkan. Misalkan di Turki nama Muhammad menjadi Mohmed
2⃣Bagaimana seharusnya adab siswa terhadap guru?
Sekarang takzhim kepada ulama tidak seperti dulu lagi.
➡Jawab :
Islam memuliakan guru, karena menjadi bagian penting dalam peradaban.
Kalau guru tidak ada akan terjadi bencana.
Kalau orang tua menyadari guru itu gajinya kecil, maka sudah selayaknya mereka menghormati guru, minimal dengan kata yang santun ketika berbicara dengan mereka.
Kesalahan orang tua sekarang, tiba-tiba ketika anak mengadu akan tindakan guru yang dirasa menyakitinya (misalnya dimarahi karena melanggar aturan, tidak mengerjakan PR, rambutnya dipangkas karena panjang), orang tua langsung naik pitam, langsung melabraknya, karena tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu.
Guru tidak selamanya benar, namun hanya berusaha mengajarkan yang baik. Guru sejelek apapun , harus kita muliakan.
Kemuliaan sebuah peradaban ini ditentukan dengan bagaimana caranya seorang siswa memuliakan gurunya. Dan kehinaan sebuah peradaban dimulai dengan seorang murid yang menghinakan gurunya.
3⃣LGBT, aktifitasnya sudah tersebar, bagaimana tips singkat untuk menyikapi kehidupan di tengah-tengah mereka ?
➡Jawab ==>
- Masalah ini diselesaikan dengan memberikan pendidikan karakter kepada anak bukan 'mensterilkan', mencegah anak untuk mengetahui hal-hal seperti ini, justru orang tua harus memperkenalkannya.
Cara islam yang benar yaitu dengan makrifatul jahiliyah.
Para sahabat matang, karena dididik dengan pengenalan kemaksiatan.
- Jangan menanamkan kebencian. Perilakunya yang kita benci tapi orangnya tetap kita dekati untuk diajak berbagi.
Ada satu kalimat yang menarik, waktu ustadz mengisi kajian di Cafe, ada yang bertanya :
Ustadz saya gay, kami ini kaum yg penuh kegelapan, sedangkan ustadz ini kaum yang penuh cahaya. Logikanya yang punya cahaya yang mendatangi kegelapan. Maka darisini kita harus belajar, untuk mengajak mereka, memberikan cahaya. Mereka harus disadarkan. Mereka harus diajak jangan diperangi. Kalau diperangi maka akan melawan, dan semakin membentuk penyimpangan.
4⃣Kalau dari hadist yang disebutkan tadi, berarti kita tidak boleh menggandengkan nama kita dan suami, akan mengaburkan, karena nama kita nantinya akan diikuti oleh nama ayah kita, bagaimana ustadz?
➡Jawab : Quran memberikan relasi, di dalam keluarga ada tiga kalimat :
- Orang tua - Anak : Qaulan Syadida
- Anak - Orang tua : Qaulan Karima
- Suami - Istri : Qaulan Ma'rufa, perlakuan
Hadist yang saya sebutkan tadi berkaitan dengan nasab.
Kalau di Arab, tanpa "bin/binti", orang sudah tahu bahwa nama di belakangnya adalah nama ayahnya. Di Arab juga tidak boleh memanggil "abi-umi," kepada pasangan, namun dengan panggilan "zauji".
Berbeda dengan di Indonesia. Maka boleh menyandingkan nama suami dibelakang nama istri, untuk menunjukkan bahwa "saya istrinya..", sedangkan untuk nasab tetap ke ayah, yaitu dengan memakai "bin"
5⃣Orang tua saya, bukan orang yang berpendidikan tinggi & kami orang Padang. Kami terbiasa dididik dengan kekerasan. Orang tua lama kelamaan berubah, sudah lebih baik, menasehati anak-anaknya. Namun terkadang, adik saya belum mengerti, dan mengatakan "ah, dulu ibu juga begitu (teringat keburukan ibunya sebelum berubah). Akhirnya Orang tua pun membiarkannya dan tidak menasehatinya lagi karena dia sudah punya suami. Lalu apa yang harus saya lakukan?
➡Jawab : kakak - adik
Allah mengatakan, nasehat itu kewajiban. Kewajiban kepada orang yang lebih dekat. Murid, tidak ada hubungan nasab kita nasehati. Teman, tidak ada hubungan nasab juga kita nasehati. Nah, sebagai seorang kakak wajib memberikan nasehat kebaikan kepada adiknya.
Wallahua'lam bish shawwab
✨Karena kami tidak sekedar memberi informasi tapi senantiasa untuk selalu menginspirasi😄
Wassalaamu'alaykum Wr Wb