Thursday, October 20, 2016

Persiapan dibanding perjuangan

Jadi, mari kita canangkan cita-cita dan keinginan kita. Berusaha maksimal dengan doa terkhusyu’. Dan biarkan setelah itu, Allah mudahkan jalan kita menuju takdir baik kita. Karena yang direncanakan Allah untuk orang beriman jelas lebih besar dan lebih baik. Sementara kita tidak mengetahui masa depan itu.

Bersabarlah dalam mempersiapkan diri. Karena Nabi shalallahu 'alaihi wassallam lebih banyak menghabiskan usianya untuk persiapan (40 tahun) di bandingkan perjuangan (23 tahun) [UB]


http://cahayasiroh.com/cahaya-siroh/fiqih-siroh/319-ramadhan-dalam-siroh-rasulullah-4

Wednesday, October 19, 2016

Bergerak, bekerja, dan berkarya

Kulkas (kultum ringkas) pagi ini

Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Tuntas di satu ladang amal, maka ia segera bergegas ke ladang lainnya.

Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Ia tidak mengenal "terlalu muda" atau "terlalu tua".
Karena ratusan inspirasi bertebaran di semua jenjang usia.

Usia SMP-SMA, kisah2 pemuda fenomenal bisa membuka mata.
17 tahun, Usamah bin Zaid dipercaya Rasulullah memimpin pasukan ke Syam.
Imam Syafi'i, belum 10 tahun hafal Quran, 15 tahun mulai berfatwa.

Usia 20-30, jangan lupakan Umar bin Abdul Aziz dan Muhammad Al-Fatih.
25 tahun, Umar bin Abdul Aziz sudah menjadi gubernur Madinah/Hijaz.
21 tahun, Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, tercatat tinta emas sejarah.

Usia 30-40, usia pertengahan yang produktif.
Tak terhitung tokoh2 teladan segala bidang yang berkarya di usia ini.

Usia 40-50, Rasulullah SAW bisa jadi contoh terbaik.
"Karir" kenabian beliau justru dimulai dari usia 40.

Usia 50-60, Rasulullah SAW masih jadi teladan ideal.
Perang2 penting fase Madinah semuanya saat usia di atas 50.
Badar di usia 54, Uhud di usia 55, Khandaq di usia 57.
Bahkan di usia 60, ratusan km masih ditempuh untuk mencapai Tabuk.

Usia 60-70, Utsman bin Affan lah contoh terdepan.
Saat menginjak 65, beliau tak menolak amanah khalifah.
Berbagai capaian pun terukir di zamannya.

Usia 70-dst, beberapa ulama kontemporer perlu diteladani.
Yusuf Qaradhawi masih aktif hingga kini di menjelang 90.
Abdullah bin Bayyah masih menelurkan buku di usia 70 lebih.

Bergerak, bekerja, dan berkarya - begitu seharusnya seorang Muslim.
Baginya, tak ada kata pensiun, karena pensiun adalah di surga.

Faidzaa faroghta fanshob.
Wa ilaa robbika farghob

Tuesday, October 18, 2016

Rinduku padaMu..

Nyata...

Yg lbh dulu berislam, belum tentu lbh paham islam..

Yg lbh dulu berhijab, belum tentu lbh dkat dgnNya..

Yg lbh dulu mngaji, belum tentu lbh istiqomah..


Rabbana...
Rinduku padaMu...
Rindu tiada terperi...

Monday, October 17, 2016

Jika engkau tak sedih saat tak taat ..


"Orang yang hidup akan merasa sakit jika tertusuk jarum dan merasa kaget tatkala tersentuh duri. Adapun orang yang mati walau disayat dengan pedang dan dipotong dengan gergaji, ia tetap tidak merasa apa- apa.
Jika engkau tidak bersedih ketika tidak melaksanakan ketaatan dan tidak kecewa setelah terjerumus ke dalam maksiat, berarti kalbumu telah mati dan jiwamu telah hilang.

Sunday, October 16, 2016

BUNGKUS dan ISI

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia & menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari & mengurus BUNGKUS-nya saja serta
mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.

Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.

Saturday, October 15, 2016

sedekah Ulyah.. sedekah kita bagaimana?


"ULYAH BIN YAZID"

Kisah ini merupakan salah satu episode kisah perang Tabuk...
tapi tidak byk yg mengupas kisah yg satu ini...
utk mengetahui kronologis & konsideran lengkapnya, saya tak akan ngupas disini, krn cukup panjang...
baiknya teman2 disini buka2 n baca kembali kisah perang Tabuk..
kebetulan perang tsb juga terjadi di bulan Sya'ban...
sebagaimana kita tau, bhw perang Tabuk adalah satu2nya perang dimana Rasulullah saw mengumumkan dan memobilisir seluruh kaum muslimin dan potensi2nya...
ini karena peperangan tsb memang sangat berat...
berat dari sisi cuaca, berat juga dari sisi logistik...
makanya rasulillah berulang kali memotivasi sahabat2nya utk menginfakkan apa saja yg bisa diinfakkan utk 'membiayai' perang tabuk ini...
perang ini juga menjadi FILTER bagi kelompok munafiq dan org2 yg gampang mengajukan alasan/uzur agar diijinkan tidak ikut perang...
sekali lagi, edisi lengkapnya, bacalah kisah perang tabuk di buku2 sirah yg ada..
disini, di perang ini, terdapat satu sahabat yg luar biasa...
dia bukan sahabat utama rasul...
bahkan namanya pun jarang disebut di buku2 sirah...
tapi, ketika kita membaca kisahnya, niscaya bisa menguras air mata kita...
disaat sahabat2 nabi & kaum muslimin lainnya menyiapkan diri utk ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam perang tabuk, Maka pada saat itu tersebutlah Ulyah bin Yazid, seorang yang sangat faqir, tidak memiliki apa-apa diatas dunia ini, seorang dari golongan Anshor dari kabilah Aus, tatkala dia menyaksikan kesibukan kaum muslimin dalam persiapan jihad ke Tabuk, melihat seluruh kaum muslimin dari berbagai pelosok negeri tinggal dan menetap di tanah kelahirannya Madinah, datang berbodong-bondong kemudian memancang kemah, sambil membawa apa yang mereka miliki dari senjata dan kendaraan, memancang kemahnya menunggu hari keberangkatan.
Dia juga melihat transaksi di pasar-pasar Madinah banyak transaksi yang terjadi dialog berhubungan dengan persiapan perang, dari mulai kuda, unta, panah, pedang, tameng besi dsb. Dia menyaksikan itu semua dengan kesedihan yang sangat mendalam. Semua orang telah membeli perlengkapan perangnya, sedangkan dirinya... apa yang dia mau persiapkan..? kalau hendak membeli, mau beli pakai apa? Uang satu dirham pun ia tidak punya. Apalagi pagi itu dia mendengar Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mengatakan : man jahhaza jaisyul usroh ghufiro Allahu lahu falahul jannah
"Barang siapa yang membantu perbekalan pasukan yang kesulitan, Allah mengampuninya dan baginya surga"
Maka semakin terbenamlah serasa dirinya ke dalam bumi, hancur luluh serasa hatinya, sedih hatinya, semua orang mendapatkan surga kecuali dirinya.
Semakin panas dingin badannya mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam demi melihat kefaqiran dirinya, ditambah lagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mensyaratkan siapa yang mau ikut berperang harus membawa alat dan kendaraan perang sendiri.
Dilihat juga oleh Ulyah bin Yazid ketika dia duduk di masjid Nabawi, dia melihat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dikelilingi para sahabat, ketika datang Umar bin Khattab dengan membawa setengah dari harta yg dimilikinya.
Tak lama setelah itu, datanglah Abu Bakar sambil membawa semua harta yang dia punya.
Ketika ditanya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “ Ya Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”
Abu Bakar menjawab, “aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Nabi -NYA shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,” Tidak ada harta yang paling bermanfaat bagiku sebagaimana bermanfaatnya harta Abu Bakar”.
Tak ketinggalan sahabat Utsman bin Affan membawa seribu dinar dalam pakaiannya, bahkan kafilah dagangnya yang hendak berangkat ke Syam sejumlah dua ratus ekor unta lengkap dengan barang-barangnya dia keluarkan sedekahnya, ditambah lagi dengan seratus ekor unta, lalu ditambahnya lagi seribu dinar uang kontan. Maka Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun bersabda
“Ya Allah, (aku mohon padaMu) ridhoilah Utsman, sesungguhnya aku telah ridho padanya ”
tentang Utsman ini, ada kisah menarik. Ketika perniagaan Utsman ditawar oleh pedagang2 (tengkulak) Quraisy dan kabilah arab lainnya.
Tak lama setelah itu sampailah perniagaannya yang baru datang dari Syam sejumlah 1000 ekor unta beserta isinya. Tiba-tiba datanglah tengkulak-tengkulak hendak membeli perniagaan tersebut. Salah seorang dari mereka berkata:
“Ya Utsman,kami beli 2x lipat..!!”
“Tidak..tidak..!! karena ada yang berani membeli lebih tinggi dari penawaran kalian” jawab Utsman
“Kami beli 3x lipat dari harga yang kamu dapatkan” kata si tengkulak
“Tidak..belum cukup kalau cuma 3x lipat..!!” jawab Utsman
Akhirnya tawar menawar “kami beli 10x lipat Ya Utsman..!!”
Utsman pun berkata, “tuan-tuan sekalian, ada diantara tuan-tuan yang hendak membelinya 700x lipat..??!!”
Apa kata mereka,”gila engkau Utsman..!! siapa pula yang sampai menawar hingga 700x lipat ?!”
Utsman pun menjawab,”akan tetapi Allah telah menawarnya lebih dari 700x lipat.!!”
Allahu Akbar...!!!…Utsman pun membacakan ayat
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.” (QS. Al Baqoroh : 261)
“Saksikanlah wahai para tengkulak…semua barang perniagaan yang ada ini, seluruhnya aku infaqkan di jalan Alloh Ta’ala” seru Utsman.
Subhanallah..Allahu Akbar..dari generasi mana mereka ini muncul, dari makhluk mana mereka ini saudaraku..dari planet mana mereka datang..?? apakah mereka diciptakan dari daging yang penuh dengan nafsu dunia dan ketamakan, yang penuh dengan kebakhilan dan ketakutan akan miskin karena berinfaq dan bersedekah..?! bukan saudaraku…tapi mereka adalah para sahabat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam.
Tidak lama kemudian datang pula Abdurahman bin Auf sang dermawan, membawa 200 uqiyah perak, datang pula ‘Abbas bin Abdul Mutholib paman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah, yang mereka semua berinfaq di depan mata Ulyah. Dia juga melihat kedatangan orang-orang yang kurang berada membawa infaq semampunya, dimulai oleh ‘Ashim bin Adiy mebawa 70 wasaq kurma, ada yang membawa dua mud bahkan satu mud kurma, tidak satu pun kaum muslimin yang tidak memberi kecuali kaum munafiqin. Alloh pun menyindir mereka
“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. ” (QS. At Taubah 79)
Apa yang dirasakan oleh Ulyah selain kesedihan yang sangat. Apa yang bisa diperbuat sementara ia tidak punya apa-apa, sementara orang berbondong berinfaq. Melihat hal itu pulanglah Ulyah membawa semua kesedihannya. Di zaman sekarang ribuan jutaan orang membawa kesedihan dunia, Ulyah pulang membawa kesedihan karena teringat akhirat. Adakah di zaman sekarang ini sosok seperti Ulyah..?? Memikirkan kemana nanti hendak dia di tempatkan di akhirat, apakah di surga ataukah neraka, kalau ternyata di surga di tempat yang mana, di tingkatan ke berapa dan bersama-sama siapa ??
Ketika senja telah beralu dan malam pun tiba, Ulyah berusaha memejamkan matanya, tapi bagaimana mau dipejamkan matanya sementara hati masih berdebar-debar, pikiran masih galau, apa yang bisa dilakukannya selain membolak-balikkan badannya di atas tikar yang lusuh hingga tengah malam.
Akhirnya dia bangkit, timbul sebuah ide, sebuah pemikiran dalam dirinya, yang kiranya apabila dia melaksanakan idenya ini mudah-mudahan dapat mengurangi kegundahan hatinya. Lantas Ulyah berwudhu dan melaksanakan sholat malam, apalagi yang bisa dilakukan oleh orang yang sengsara dan bersedih hati selain bermunajat kepada Allah Yang Maha Pemurah..?? bagi orang yang mendapatkan kesusahan kecuali dia mengadukan kepada Sang Khaliq…(do’a Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam Ya’qub, sebagaimana surat Yusuf : 86)
"Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku..."
Di dalam sholatnya dia pun menangis, adakah antum pernah melihat seorang yang gundah mengadukan semua keluhan dan kegundahannya dengan menangis kepada Rabb Yang Memiliki isi langit dan bumi..? dia sebutkan kefaqirannya, dia sebutkan kelemahannya, dia sebutkan ketidakberdayaannya, dia minta kepada Allah jangan sampai kefaqirannya dan ketidakmampuannya berinfaq pada persiapan perang Tabuk ini menggeser kedudukannya dibanding sahabat-sahabatnya kelak di surga " jikalau aku Engkau buat susah di dunia, janganlah pula Engkau jauhkan aku dari surgamu".
Diantara doanya adalah:
“Ya Allah, Engkau perintahkan kami untuk berjihad, Engkau perintahkan kami untuk berangkat ke Tabuk, sedangkan Engkau tidak memberikan aku sesuatu apapun untuk bekal berangkat berperang bersama Nabi-MU shallallohu ‘alaihi wasallam...
maka malam ini saksikanlah ya Allah...
sesungguhnya aku telah bersedekah kepada setiap muslim dari perlakuan zhalim mereka terhadap diriku, maka inilah kehormatanku aku infaqkan di jalan-Mu,
jika ada seorang muslim menghinakan dan merendahkan diriku,
maka aku infaqkan itu semua di jalanMu
Ya Allah..tidak ada yang dapat aku infaqkan sebagaimana orang lain telah berinfaq, kalau sekiranya aku punya sebagaimana mereka punya akan aku infaqkan untukMu,
maka yang aku punya hanya kehormatan sebagai seorang muslim, kalau Engkau bisa menerimanya, maka saksikanlah kehormatan ini aku sedekahkan untukMu malam ini…”
Alangkah jernihnya doa tersebut…keluar dari hati seseorang yang tidak punya apapun di dunia ini melainkan kehormatan, alangkah teduhnya ucapan di malam hari yang gelap, terangkat doanya ke langit ke tujuh, menggetarkan Arsy Allah Ta’ala, semua sedekah tidak sehebat sedekahnya.
Esok subuh Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam memimpin sholat berjama’ah, hadir pula Ulyah. Telah ia lupakan air mata yang tumpah bercucuran di tikar lusuhnya tadi malam, ia lupakan karena telah dibasuh oleh air wudhu yang baru. Akan tetapi Allah tidak pernah lupa, Alloh tidak pernah menyia-nyiakan doa hamba-Nya. Kejadian di tempat yang sepi tersebut dikabarkan oleh Alloh kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam melalui Malaikat Jibril. Selesai sholat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam pun berdiri kemudian Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya
"siapakah (diantara kalian) yg bersedekah tadi malam dan sedekahnya diterima oleh Allah"?
Ternyata tidak ada yang berdiri, karena merasa tidak bersedekah tadi malam, atau merasa yakin betul sedekahnya diterima oleh Alloh Ta’ala.
Ulyah bin Yazid pun tidak merasa bahwa dirinya telah bersedekah.
Akan tetapi Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mendekati Ulyah dan berkata, “sungguh ya Ulyah, sedekahmu malam tadi telah diterima oleh Allah Ta’ala sebagai sedekah yang maqbul..!!”Bagaikan aliran listrik yang langsung mengalir ke jantung Ulyah bin Yazid, laksana halilintar dahsyat menghantam dirinya, karena dia sama sekali tidak mengira, cahaya kebahagiaan langsung memancar dari dirinya.
“Benarkah ya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam..benarkah sedekahku yang tadi malam yang tidak ada apa-apanya itu diterima Alloh...??” tanyanya penasaran seolah-olah tidak percaya.
Maka Nabi pun menyerahkan 6 ekor unta kepada Ulyah bin Yazid dan tujuh orang temannya untuk berangkat ke medan jihad, peperangan Tabuk…peperangan yang atas izin Allah dimenangkan oleh kaum muslimin, ditandai dengan menyerahnya negara-negara boneka Romawi, dan semakin berkurangnya daerah kekuasaan kerajaan Romawi.
Wallahu a'lam

https://plus.google.com/+rinijulistia/posts/EtvVwejZRdJ

'Amilatun nashibah

“Amilatun nashibah”
artinya :amal-amal yang hanya melelahkan.
(Ayat ke-3 surah Al Ghosyiyah).

Rangkaian ayat di awal surah ini bercerita ttg neraka dan para penghuninya.

Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yg banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun yg tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw AstaghfiruLlahal‘adzhim…

‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.

Suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, “Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”

APA ITU " BAROKAH" ?

Barokah adalah kata yg diinginkan oleh hampir semua hamba yg beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Barokah bukanlah cukup & mencukupi saja, tapi barokah ialah ketaatanmu kepada الله dg segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Barokah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah" ~ barokah menambah taatmu kepada الله.

Hidup yg barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.

Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yg umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.

kurang dari 5 dirham

Seseorang datang kepada Imam Syafi'i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi'i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi'i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi'i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi'i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi'i dengan perasaan sangat heran.

ELEGI JIWA

Tidak ada utuh dimiliki Jarak, waktu, apalagi hidup... Kecuali batas-batas Mendekap utuh Diri Mimpi Berbagi.. dalam kebersamaan dan ukhuwah ini