Friday, September 2, 2016

Makna dan Sejarah Wukuf di Arafah (1)

Arafah adalah padang pasir yang menyimpan sejarah manusia. Dahulu nabi Ibrahim mengharapkan kelahiran anak. Sebab, bapak para nabi itu belum mendapatkan anak meski sudah puluhan tahun menikah. Bahkan dia mengatakan, seandainya dikaruniai anak, Ibrahim siap menjadikam anak itu sebagai kurban untuk Allah.

Allah memperhatikan perkataan itu. Pernikahan Ibrahim dengan Sarah menghasilkn seorang anak, Ismail. Ibrahim kemudiam bermimpi menyembelih anaknya. Dia bangun kemudian merenungkan mimoi itu pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Dia bertanya-tanya, apakah mimoi tersebut benar dari Allah atau bukan. Sehari kemudian dia m3ngetahui ('arafa) benar mimoi itu datang dari Allah. Ketika itu Ibrahim berada di padang Arafah. Dengan berat hati, Ibrahim hendak m3nyembelih Ismail pada tanggal 10 Dzhulhijjah. Namun, hal itu tak terjadi karena Allah memerintahkan untuk menyembelih hewan kurban.

Jauh sebelum kehidupan nabi Ibrahimm padang arafah menjadi petunjuk bagi nabi Adam dan Hawa. Setelah meninggalkan surga, keduanya hidup berpencar. Malaikat mengarahkan mereka untuk menuju arafah. Disana, keduanya harus bertaubat, memohon ampunan Allah atas dosa-dosa yang diperbuat.

Adam dan Hawa telah memakan buah khuldi yang dilarang, sehingga mereka meninggalkan surga. Kemudian hidup di bumi.

Prof. M Mutawalli asy-Sya'rawi dalam Al-Hajjul Mabrur mengatakan, setelah Adam dan Hawa kembali bersama di Arafah, keduanya tak lagi berpisah hingga akhir hayat.

Keduanya sama-sama memohon ampunan Allah. Dalam Al Quran disebutkan, "keduanya berkata, ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-ornag yang merugi". [QS. Al 'Araf : 23]

Kemudian dikatakan, Adam dan Hawa telah mengetahui ('arafa) dosanya. Mereka juga mengetahui caranya bertaubat.

Kisah Ibrahim dan Adam sama-sama menyiratkan makna, Arafah adalah tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Manusia tak memikirkan dirinya sendiri, atau orang lain. Mereka juga harus menerungkan dosa-dosa yang pernah diperbuat. Mereka kemudian memohon ampunan Allah, seperti yang dilakukan Adam, Hawa dan Ibrahim, di Arafah.

Kini arafah menjadi tempat umat islam berdiam diri atau berwukuf. Disana, jamaah haji berzikir dan bertaubat kepada Allah.

Pakar ilmu Al Quran, Prof Quraish Shihab dalam Haji dan Umrah menuliskan, wukuf adalah keberadaan di Arafah. Waktunya mulai matahari tergelincir atau waktu Zhuhur, sampai terbenam.

Erdy Nasrul, republika jumat 2 sept 2016